Rabu, 19 November 2014

Tentang Pahlawan

Selamat Hari Pahlawan ! Sudah telat beberapa hari tak apa kan?
10 November kemarin kita baru saja memperingati Hari Pahlawan Nasional. Nah, berbicara mengenai pahlawan, sebenarnya siapakah dia? Orang yang gugur di medan perang kah? Orang yang angkat senjata mengusir penjajah kah? Yang jelas iya, definisi itupun tidak salah. Sebab setelah menilik sejarah, hari pahlawan muncul pertama kali setelah terjadinya perang melawan sekutu di Surabaya.  Perang yang terjadi selama sebulan itu pun turut menggugurkan salah satu tokoh besar kita yaitu Bung Tomo.
Peristiwa ini awalnya dipicu oleh adanya pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya. Kemudian pasukan Inggris menyebarkan pamplet yang berisikan ancaman kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan diri beserta senjata mereka. Ancaman ini tidak main-main, karena ternyata mereka benar benar menyiapkan perang dengan berbagai alat canggih seperti tank, granat, dan pesawat tempur. Menanggapi hal tersebut, dalam pidatonya yang mengatasnamakan rakyat, Bung Tomo memberikan jawaban atas ancaman itu dan mengumandangkan slogan MERDEKA atau MATI .Dalam hal ini sontak membangkitkan semangat jihad  bagi rakyat Surabaya. Nah, sebagai penghargaan atas gugurnya beribu-ribu pahlawan di kala itu, maka ditetapkanlah tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Tapi kembali ke masa sekarang dimana Indonesia sudah merdeka secara fisik, dalam artian bebas penjajah, tentu kata pahlawan tidak dapat diartikan sesempit itu. Kalau menurut hemat saya, pahlawan adalah orang yang berbuat sesuatu secara tulus untuk orang lain. Jadi bukan lagi diartikan sebagai orang yang memanggul senjata dan melawan agresor, tetapi lebih kearah jasanya yang menciptakan manfaat bagi sesamanya.
Kalau sudah begini, kita sudah bisa dengan mudah melabelkan kata pahlawan kepada siapa saja yang kita mau. Sebagai contohnya sosok ayah. “Sebagian” dari kita sepakat bahwa ayah merupakan pahlawan bagi keluarganya. Terlepas dari memenuhi kebutuhan adalah sebuah kewajiban, sosoknya yang mengayomi menjadikan ayah sebagai salah satu hero di hati anak-anaknya. Mengapa saya sebut sebagian, karena definisi yang saya sampaikan ini tentu relatif. Dalam berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh seorang ayah, mungkin cukup sulit menjadikan atau menganggap ayah sebagai pahlawan keluarga.
Lalu bagaimana dengan sosok pahlawan tanpa tanda jasa seperti yang kita dengar selama ini? Apakah gelar tersebut hanya terbatas pada seorang guru? Dan masih adakah sosok guru seperti yang dimaksud? Dalam hal ini saya ingin berbagi opini tentang apa yang saya dapat selama ini.
Arti gelar pahlawan tanpa tanda jasa yang diidentikkan dengan guru, nampaknya perlu ditinjau ulang. Bukan apa-apa, hanya saja gelar ini kerapkali disalahgunakan. Masih banyak kita temui di Negara kita, khususnya daerah terpencil di kawasan yang belum terjamah pembangunan, para pengajar yang hanya dibayar upah seadanya untuk perjuangannya memberantas buta huruf. Konteksnya untuk saat ini, seharusnya bukan hanya gelar saja yang diberikan, namun lebih ke penghargaan atas jasa dan pengabdiannya yang turut serta dengan membantu terselenggaranya pembangunan dibidang pendidikan. Sungguh ironis bila guru yang merupakan profesi mulia hanya dianugerahi gelar pahlawan tanpa tanda jasa padahal merekalah yang mengantarkan ribuan murid untuk berjuang meraih kesuksesannya. Gelar yang lebih identik kepada kearah pengorbanan tanpa pamrih dibanding pujian tulus untuk sebuah pengorbanan.

Terlepas dari berbagai kritik tentang guru, dalam tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa semua orang sebenarnya bisa menjadi pahlawan. Bagi negara, lingkungan, maupun keluarga. Khususnya bagi generasi muda yang merupakan ujung tombak bangsa, teruslah berkarya dan memberi manfaat bagi orang lain. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari SEKARANG.

Selasa, 04 November 2014

Masih Tentang Dilan

Dear Dilan,

Dirimu itu ‘ehm’. Iyalah, tidak pintar ngomong juga. Padahal tau sendiri kalau aku gampang bosan, apalagi kalo ga ada topik, pastilah aku lebih memilih diam. Dan itu bukan hal yang menarik untuk sebuah permulaan hubungan.

Dirimu juga bukan humoris tak liat, lebih ke arah garing mungkin iya. Padahal tau sendiri aku ngefans sama orang yang pandai mencairkan suasana. Dunia ini penuh kemunafikan, terlalu serius untuk ukuran aku yang malas berpolitik. 

Dirimu itu membosankan kadang-kadang. Menjawab hanya seperlunya saja, pertanyaan yang itu-itu saja. Tak adakah ide lain? Yang bisa membuatku untuk tetap bersikeras membalas smsmu walau sudah tertebak isi percakapan selanjutnya.

Dirimu juga gameholic. Satu hal yang membuatku harus berpikir ulang untuk menerima ajakanmu. Tentu saja aku tak melupakan pepatah lama bahwa hidup itu permainan, namun apakah kita hanya akan terus bermain main setiap harinya dan melupakan hal-hal yang seharusnya jauh lebih menarik di sekitar kita?

Dirimu itu juga pembohong, iya pembohong ulung. Kata-katamu yang manis tentu kusadari bahwa bukan hanya aku saja yang mendengarnya. Dan menjadi tambahan alasan mengapa aku tak menganggap lebih semua kata indahmu.

Tapi taukah kau?

Aku tidak menuntut kau sempurna, karena kau tak kan bisa. Begini saja cukup kan? Kalau aku bosan, sejatinya aku cukup tahu bagaimana mengatasinya. Benar, lewat buku dan tulisan. Bukankah dari sana aku pertama mengenalmu?

Aku tidak menuntutmu menjadi pelawak. Tentu lebih karena kamu memang bukan ahli dalam bidang itu. Apa adanya saja tak apa kan? Toh masih banyak cara melahirkan tawa, Tuhan tentu tak menutup pintu kebahagiaan untuk umatmu ini J

Pun aku tidak menuntutmu menjadi menarik. Nanti kalo kamu keren, jadi diambil orang lagi, xixixi. 
Untuk terus bersamamu, aku tak ingin membesarkan kebosanan. Dalam hal ini, biarlah aku yang menganggapnya itu tantangan. Agar bisa kau tak bosan denganku.

Dengan kebohonganmu, aku bisa tertawa, tersipu, tersenyum tanpa jelas. Apakah itu sebuah kesalahan? Biarlah itu menjadi kesalahan manis yang pernah aku lakukan. Dan bila suatu saat kau berkata jujur, semoga tidak terlambat bagimu menemui kepercayaanku.


Terlepas itu semua dilan… aku menginginkanmu. Just the way you are (titik dua bintang) 

Yogyakarta, 2 November 2014

Jumat, 22 Agustus 2014

Dia adalah DILAN ku

Ini adalah DILANku.

Kita memang belum resmi, entahlah. Aku bahkan tak ingin meresmikannya sekalian. Biarkan saja seperti ini. Aku rasa dia pun inginnya begitu. Ah apa aku terlalu perasa?
Jadi begini, beberapa hari ini aku sangat bahagia. Mungkin setelah aku baca DILAN novelnya ayah Pidi, aku jadi banyak berhalusinasi. Efek sihir novelis. Tapi tak mengapa, aku menikmatinya karena itu membuatku bahagia.

Lihatlah aku, seperti (masih) remaja saja yang sedang jatuh cinta. Smsnya saja seperti selalu jadi doa wajib yang harus kubaca saat sebelum tidur. Dan itu membuatku  tersenyum-senyum setelahnya.xixixi

Tahukah kalian? Masa pedekate (begitu kalian menyebutnya) adalah masa terindah yang tentunya pernah kita lewati. Pun aku tengah merasakannya saat ini. Kita hanya berangan yang indah indah saja saat itu. Masa dimana kita ingin mengetahui segalanya, dari dia. Saling mengucap kata manis yang membuat kita ingin begadang saja demi bisa smsan sama dia :D.

Namun setelah masa itu, aku rasa tak ada yang istimewa. Apalagi masa pacaran, ah hanya bosan saja sepertinya. Toh kita sudah tahu semuanya dari dia. Paling ritual wajib tanya adalah, lagi apa? Sudah makan belum? Jangan lupa solat.

Kecuali kita bisa seperti DILAN. Dia mampu menghadirkan sesuatu yang istimewa dengan perlakuan istimewa. Ah aku selalu mendambakan sosok seperti dia. Yang bisa membuatku setiap hari jatuh cinta.

Hey, aku punya dia. Dia yang kusebut ini adalah DILANKU. Iya,dilanku tahun 2014. Sekarang bukan lagi tahun 1990 lagi bukan?

Tak banyak yang istimewa, tapi tentunya spesial dong, (yang spesial pake telur 2 *plakk). Dia yang memang memaksaku untuk jangan tidur agar dia bisa curhat. Kau tahu, aku memang senang dipercaya. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik, walau tak selamanya berakhir menjadi solusiator terbaik (ah istilah apaan ituu??).

Seperti di awal ku katakan, kita belum apa-apa dan tak ada hubungan apa-apa. Jika toh nantinya akan berakhir tetap seperti ini, akupun tetap berkata ‘aku baik-baik saja, sama seperti sebelum aku mengenalmu’.
Dia adalah DILANku, yang tetap kubanggakan dalam hatiku. Jangan protes, nanti aku sedih.

                                                                                                                         Perpus kampus, 220814


Rabu, 13 Agustus 2014

tentang Plain White T's-Hey There Delilah lirik

Haii.. J
its been long time that I didn’t write here.
Yeah, really missed it.

Kali ini masih dengan aku yang dulu, yang tergila-gila dengan lagu romantis. Tragis sekali bahwa laguku tak seromantis kisah cintaku pada kenyataannya #eh *lha nape malah curhat*. Oke, Leave it.

edisi sekarang aku ingin berbagi tentang lagu romantis sepanjang masa yang aku temukan pas dengerin radio. Sudah lupa tepatnya kapan, tapi sejak hari itu lagu ini masuk list daftar lagu favorit versi aku, hehe *tepuktangan*

Lagu yang diambil dari kisah nyata musisinya ini (katanya sihhh..) memang bisa bikin aku kudu hening sejenak mendengarnya. Ya, memang agak tragis. Kasihan sih tepatnya. Dengan sentuhan rayuan yang menurutku emang tulus, dengan keyakinan, dan arghh…

Kurang romantic apa coba ini penyanyi? Kalo aku sih suka (pake banget) xixixi.

Sudah, jangan bertele-tele, ini ku selipkan juga beserta terjemahnya supaya kalian bias lebih terhayati dan lebih menghargai orang-orang yang menyayangimu. Dan bila kalian tidak dapat mencintainya balik, setidaknya janganlah sampai menyakiti hatinya J

Ini dia, Plain White T’s-Hey There Delilah.

Hey There Delilah what's it like in New York City
Hai Delilah, bagaimana rasanya di Kota New York

I'm a thousand miles away

Aku ribuan mil jauhnya

But girl tonight you look so pretty, yes you do

Tapi kasih, malam ini kau tampak sangat cantik, sungguh

Times Square can't shine as bright as you, I swear it's true

Times Square tak bisa bersinar seterang dirimu, sungguh


Hey there Delilah, don't you worry about the distance

Hai Delilah, tak usah kau kuatirkan jarak

I'm right there, if you get lonely give this song another listen

Aku di dekatmu, jika kau kesepian dengarkan lagi lagu ini

Close your eyes, listen to my voice it's my disguise

Pejamkan matamu, dengarkanlah suaraku, itulah samaranku

I'm by your side

Aku di sisimu


Oh it's what you do to me (4x)

Oh, itulah yang kau lakukan padaku

What you do to me

Yang kau lakukan padaku


Hey there Delilah, 
I know times are getting hard
Hai Delilah, aku tahu keadaan semakin sulit

But just believe me girl, someday I'll pay the bills with this guitar

Tapi percayalah padaku, kasih, suatu hari kan kubayar tagihan dengan gitar ini

We'll have it good, we'll have the life we knew we would

Kita kan baik-baik saja, kita kan jalani hidup yang kita mau

My word is good

Kata-kataku ini sungguh-sungguh


Hey there Delilah, I've got so much left to say

Hai Delilah, begitu banyak yang ingin kukatakan

If every simple song I wrote to you

Jika setiap lagu sederhana yang kutulis untukmu

Would take your breath away, I'd write it all

Akan senangkanmu, kan kutulis semuanya

Even more in love with me you'd fall, we'd have it all

Kau kan semakin jatuh cinta padaku, kita kan miliki semuanya


Oh it's what you do to me (4x)

Oh itulah yang kau lakukan padaku


A thousand miles seems pretty far

Ribuan mil terasa begitu jauh

But they've got planes and trains and cars

Tapi ada pesawat dan kereta dan mobil

I'd walk to you if I had no other way

Aku kan berjalan padamu jika tak ada cara lain

Our friends would all make fun of us

Teman-teman kita akan mengejek

And we'll just laugh along because we know

Dan kita kan ikut tertawa karena kita tahu

That none of them have felt this way

Tak seorang pun mereka pernah pernah rasakan ini


Delilah I can promise you

Delilah, aku bisa berjanji padamu

That by the time that we get through

Bahwa saat semua ini berakhir

The world will never ever be the same

Dunia takkan pernah sama lagi

And you're to blame

Dan kaulah yang patut disalahkan


Hey there Delilah

Hai Delilah

You be good and don't you miss me

Baiklah-baiklah dan jangan rindukan aku

Two more years and you'll be done with school

Dua tahun lagi dan sekolahmu kan usai

And I'll be making history like I do

Dan aku kan membuat sejarah seperti yang kulakukan


You'll know it's all because of you

Kau kan tahu semua ini karenamu

We can do whatever we want to

Kita bisa lakukan apapun yang kita mau

Hey there Delilah here's to you
Hei Delilah, ini untukmu

This one's for you

Lagu ini untukmu


Oh it's what you do to me

Oh itulah yang kaulakukan padaku

What you do to me

Yang kau lakukan padaku

Gimana? Hiks ;( aku aja bingung kudu komen apa lagi.

Yeah, semoga dia cepetan move on ya kawann :D

Minggu, 20 Juli 2014

From Jejak Institute to Gaza

Miris ya guys..sekarang lagi gencar-gencarnya serangan yang dilakukan Israel buat Palestina mulai lagi. Konflik yang konon sudah di nash dalam Alquran ga akan pernah damai ini, semakin hari semakin mengundang perhatian dunia saja. Ingat bro, ini konflik kekuasaan. Bukan tentang AGAMA!. Dan nilai kemanusiaan kita dipertaruhakan di sini. Jangan hanya koar-koar aja mengecam Israel, mana kontribusi kalian buat mereka yang telinganya tak pernah berhenti mendengar?

Tentunya Jejak Institute ga mau ketinggalan aksinya. Kita sudah melakukan aksi penggalangan dana di 3 tempat, yaitu di 0 km, alun-alun kidul, dan SunMor UGM. Dan Alhamdulillah di ketiga tempat tersebut kita berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 1.553.200,00. Dan kini (20/07) dana tersebut telah berhasil kita salurkan kepada Dompet Dhuafa untuk kemudian dapat disalurkan lebih lanjut.

Kontribusi dari kami memang sedikit, akan tetapi setidaknya kami dapat melakukan aksi nyata untuk saudara kita yang di sana. Walaupun dari ketiga tempat tersebut aku baru sempat mengikuti di tempat terakhir saja yaitu di sunmor. Karena kedua tempat lainnya dilakukan pada malam hari, yang padahal pondokku belum libur, jadi ga bisa izin, hehe.

Oh ya, kita tidak hanya mengemis meminta dana dari donatur yang lewat lho. Tetapi kita juga telah menyiapkan beberapa lembar stiker untuk feedback-nya. J jadi kita sangat menghargai kalian yang mau berdonasi di sini. Terimakasih yaa..barokallah J

                                                                                                                                                                Yogya, 20 Juli 2014




Rabu, 14 Mei 2014

Siapa Bilang Etos Kerja Petani Dayak Bakumpai hanya Subsintens??

Nemu ini pas lagi baca-baca di web univ ku, dan ternyata...cekidot! selamat membaca :)
Sebagian para ahli memandang bahwa petani itu tidak memiliki semangat kerja keras. Sikap mental petani yang utama adalah sikap subsintens. Pendapat itu ternyata tidak seratus persen bisa diterima. Karena setelah dilakukan riset, pendapat seperti itu terbantahkan. Riset tersebut dilakukan Drs. H. Jirhanuddin, M. Ag., (55 tahun). Dosen STAIN Palangkaraya ini melakukan riset terhadap realitas kehidupan petani karet Muslim Suku Dayak Bakumpai di Desa Jangkang Baru. Riset putra kelahiran Muara Teweh ini diangkatnya menjadi karya Disertasi untuk meraih Gelar Doktor Bidang Ilmu Agama Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijagadengan mengambil judul “Etos Kerja Suku Dayak Bakumpai (Studi Terhadap Petani Karet Muslim Di Desa Jangkang Baru Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah).” Hasil riset disertasi ini dipertahankan di hadapan promotor dan tim penguji : Prof. Dr. H. Maragustam, MA., Dr. Muqowim, M. Ag., Dr. Karwadi, M. Ag., Dr. Maharsi, M. Hum., Prof. H. Suyata, Ph.D., (promotor merangkap penguji), Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain (promotor merangkap penguji), bertempat di ruang promosi, Convention Hall, kampus setempat, Kamis, 8 Mei 2014.
Di hadapan promotor dan tim penguji, promovendus memaparkan, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian fenomenolofis, riset disertasinya berupaya mendiskripsikan pandangan petani karet Muslim Suku Dayak Bakumpai di Desa Jangkang Baru terhadap kerja, menggambarkan pola etos kerja mereka dan menelusuri nilai-nilai yang mendasari etos kerja mereka.
Menurut Bapak 3 putra dari istri Dra. Hj. Latifah ini, hasil risetnya berhasil mengungkap bahwa menurut para petani karet di Desa Jangkang Baru Kabupaten Barito Utara :
1. bekerja, memenuhi kebutuhan keluarga adalah kewajiban bagi suami.Menurut subjeck ada empat hierarki kebutuhan yaiyu: Pertama, hierarki kebutuhan fisiologis. Kedua, hierarki kebutuhan pendidikan. Ketiga, hierarki kebutuhan untuk memudahkan jalan beribadah kepada Allah. Keempat, hierarki kebutuhan sebagai sarana menuju kesalehan sosial. 
2. Pola perkembangan etos kerja petani karet muslim suku Dayak Bakumpai di desa Jangkang Baru ada tiga. Pertama, uluh ji kurep bagawi dengan indikasi selalu berupaya meningkatkan kualitas kerja, sungguh-sungguh dan ulet dalam bekerja, memiliki prinsip hari ini harus lebih baik dari kemaren dan besuk harus lebih baik dari hari ini, pandai menghargai waktu, cerdas dan gesit dalam melihat dan memanfaatkan peluang usaha serta hemat. Kedua, uluh ji pahias bagawi dengan indikasi kurang tergerak untuk meningkatkan kualitas kerja, merasa cukup dengan yang sudah ada, kurang maksimal dalam memanfaatkan waktu, kurang cermat dalam membaca peluang kerja, dan selalu menyediakan waktu untuk istirahat. Ketiga, uluh ji panguler bagawi dengan indikasi tidak ada kemauan untuk meningkatkan kualitas kerja, tidak gigih, tidak cermat melihat peluang kerja, selalu ada alasan untuk membenarkan sikap kerjanya, dan tidak mampu memanfaatkan waktu secara maksimal. 
3. Etos kerja petani karet muslim suku Dayak berkumpul di Desa Jangkang Baru didasari oleh nilai ajaran agama, nilai budaya lokal, dan nilai pragmatis atau ekonomi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka untuk mengembangkan motivasi kerja perlu bersinerginya antara nilai ajaran agama, budaya lokal dan nilai pragmatis/ekonomi. (Humas UIN).

Keren kan?? :))

sumber: http://uin-suka.ac.id/index.php/page/berita/detail/860/teliti-etos-kerja-petani-dayak-bakumpai-jirhanuddin-raih-doktor

Selasa, 29 April 2014

Tentang Plan Internasional

Hari ini kuliah Advokasi, membahas tentang lembaga donor yang konsen ke dalam isu perlindungan anak. I think its so great. Bayangkan aja apa kita sanggup hidup di Syiria yang kita dengar tiap hari adalah dentuman bom..??. ga ada yang bisa kita banggakan, ya ga?
Setelah diberi pengantar itu, saya coba browsing tentang apa itu Plan. dan nemu ini..cekidot :) *


Kerja Plan di Indonesia mencakup 5 bidang utama yang berakar pada hak-hak anak:
  • Kesehatan anak
  • Pendidikan dan pengasuhan dan perkembangan anak usia dini
  • Ketahanan ekonomi
  • Perlindungan dan partisipasi anak
  • Tanggap bencana dan pengurangan risiko bencana

Kesehatan anak

Plan memastikan anak-anak memiliki akses untuk mendapat layanan kesehatan yang berkualitas melalui revitalisasi posyandu dan program kesehatan sekolah yang efektif. Untuk kaum remaja, kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS sebagai fokusnya.

Pendidikan dan pengasuhan serta perkembangan anak usia dini

Plan memandang orang tua dan para walinya sebagai elemen penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini; namun, pengetahuan orang dewasa mengenai praktik pengasuhan dan mendidik balita perlu ditingkatkan.
Kami menyediakan alat permainan edukatif buatan lokal bagi pusat-pusat pengasuhan anak usia dini di tingkat pedesaan agar anak-anak siap memasuki pendidikan dasar formal. Program pengasuhan dan pengembangan anak usia dini berbasis rumah dan pusat kegiatan masyarakat.
Kami juga menjalankan program peningkatan sekolah dan mempromosikan kampanye Belajar tanpa Rasa Takut, yang merupakan kampanye global Plan untuk mengentaskan kekerasan terhadap anak di sekolah.

Ketahanan Ekonomi

Kami bekerja untuk meningkatkan kapasitas ekonomi rumah-rumah tangga agar mereka bisa lebih berdaya tahan terhadap guncangan, seperti kehilangan pekerjaan atau  kematian anggota keluarga – dan mengatur rencana untuk di masa yang akan datang.
Di Indonesia Timur, Plan fokus pada ketahanan pangan dan nutrisi, sementara di Jawa, kami fokus pada peningkatan sumber pendapatan, pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dan pembangunan bisnis kecil.

Perlindungan dan partisipasi anak

Perlindungan anak ialah inti dari segala sesuatu yang kami lakukan. Plan bekerja dengan anak-anak yang paling termarginalisasi dan rentan di Indonesia, termasuk anak-anak yang terlibat konflik dengan hukum, anak jalanan, dan anak-anak yang diekploitasi secara seksual.
Kami juga mempromosikan kampanye Plan, pencatatan kelahiran. Akta Kelahiran memberikan akses yang lebih mudah bagi anak-anak terhadap layanan pendidikan, dan juga perlindungan dari perdagangan anak dan perburuhan anak.
Anak-anak memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan yang berdampak terhadap kehidupan mereka. Kami bekerja bersama anak-anak dan komunitas mereka untuk mengenali masalah dan menerapkan solusi.

Tanggap bencana dan pengurangan risiko bencana

Plan Indonesia melanjutkan upaya program tanggap bencana dan rehabilitasi di wilayah terdampak tsunami Aceh 2006 dan terdampak gempa di Yogyakarta.
Kami juga memiliki program pengurangan risiko bencana yang berpusat pada anak, yang melibatkan anak, masyarakat, mitra non pemerintah dan pemerintah daerah dalam membantu masyarakat untuk siap siaga terhadap bencana.
Plan akan berupaya mempromosikan konsep sekolah yang aman (safe school) yang memuat 5 komponen yaitu lokasi yang aman dari bencana, pengetahuan dan perilaku yang aman, struktur bangunan sekolah yang aman, rangan dan tata letak kelas yang aman dan fasilitas layanan yang aman.
Plan bekerja sama dengan kementerian pendidikan di tingkat nasional dan daerah untuk memasukkan elemen sekolah yang aman dalam program pendidikan nasional. Disamping itu, Plan bekerja di tingkat desa di semua program unit untuk peningkatan pengetahuan dan sikap terkait pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim melalui pemetaan risiko, pembuatan rencana kedaruratan, dll.
Plan juga bekerja sama dengan mitra daerah untuk meningkatkan upaya tanggap darurat yang professional, akuntabel dan tepat waktu dengan dukungan sistem logistik dan pergudangan, dana kedaruratan dan tim tanggap dararuat (ERT) Plan Indonesia.
*dengan pengubahan seperlunya tanpa merubah subtansi
 sumber: https://plan-international.org/where-we-work/asia/indonesia/apa-yang-kami-lakukan/apa-yang-kami-lakukan/