Jumat, 22 Agustus 2014

Dia adalah DILAN ku

Ini adalah DILANku.

Kita memang belum resmi, entahlah. Aku bahkan tak ingin meresmikannya sekalian. Biarkan saja seperti ini. Aku rasa dia pun inginnya begitu. Ah apa aku terlalu perasa?
Jadi begini, beberapa hari ini aku sangat bahagia. Mungkin setelah aku baca DILAN novelnya ayah Pidi, aku jadi banyak berhalusinasi. Efek sihir novelis. Tapi tak mengapa, aku menikmatinya karena itu membuatku bahagia.

Lihatlah aku, seperti (masih) remaja saja yang sedang jatuh cinta. Smsnya saja seperti selalu jadi doa wajib yang harus kubaca saat sebelum tidur. Dan itu membuatku  tersenyum-senyum setelahnya.xixixi

Tahukah kalian? Masa pedekate (begitu kalian menyebutnya) adalah masa terindah yang tentunya pernah kita lewati. Pun aku tengah merasakannya saat ini. Kita hanya berangan yang indah indah saja saat itu. Masa dimana kita ingin mengetahui segalanya, dari dia. Saling mengucap kata manis yang membuat kita ingin begadang saja demi bisa smsan sama dia :D.

Namun setelah masa itu, aku rasa tak ada yang istimewa. Apalagi masa pacaran, ah hanya bosan saja sepertinya. Toh kita sudah tahu semuanya dari dia. Paling ritual wajib tanya adalah, lagi apa? Sudah makan belum? Jangan lupa solat.

Kecuali kita bisa seperti DILAN. Dia mampu menghadirkan sesuatu yang istimewa dengan perlakuan istimewa. Ah aku selalu mendambakan sosok seperti dia. Yang bisa membuatku setiap hari jatuh cinta.

Hey, aku punya dia. Dia yang kusebut ini adalah DILANKU. Iya,dilanku tahun 2014. Sekarang bukan lagi tahun 1990 lagi bukan?

Tak banyak yang istimewa, tapi tentunya spesial dong, (yang spesial pake telur 2 *plakk). Dia yang memang memaksaku untuk jangan tidur agar dia bisa curhat. Kau tahu, aku memang senang dipercaya. Dan aku selalu menjadi pendengar yang baik, walau tak selamanya berakhir menjadi solusiator terbaik (ah istilah apaan ituu??).

Seperti di awal ku katakan, kita belum apa-apa dan tak ada hubungan apa-apa. Jika toh nantinya akan berakhir tetap seperti ini, akupun tetap berkata ‘aku baik-baik saja, sama seperti sebelum aku mengenalmu’.
Dia adalah DILANku, yang tetap kubanggakan dalam hatiku. Jangan protes, nanti aku sedih.

                                                                                                                         Perpus kampus, 220814


Tidak ada komentar:

Posting Komentar