Dear Dilan,
Dirimu itu ‘ehm’. Iyalah, tidak pintar ngomong juga. Padahal
tau sendiri kalau aku gampang bosan, apalagi kalo ga ada topik, pastilah aku
lebih memilih diam. Dan itu bukan hal yang menarik untuk sebuah permulaan
hubungan.
Dirimu juga bukan humoris tak liat, lebih ke arah garing
mungkin iya. Padahal tau sendiri aku ngefans sama orang yang pandai mencairkan
suasana. Dunia ini penuh kemunafikan, terlalu serius untuk ukuran aku yang malas
berpolitik.
Dirimu itu membosankan kadang-kadang. Menjawab hanya
seperlunya saja, pertanyaan yang itu-itu saja. Tak adakah ide lain? Yang bisa membuatku
untuk tetap bersikeras membalas smsmu walau sudah tertebak isi percakapan
selanjutnya.
Dirimu juga gameholic. Satu hal yang membuatku harus berpikir
ulang untuk menerima ajakanmu. Tentu saja aku tak melupakan pepatah lama bahwa
hidup itu permainan, namun apakah kita hanya akan terus bermain main setiap
harinya dan melupakan hal-hal yang seharusnya jauh lebih menarik di sekitar
kita?
Dirimu itu juga pembohong, iya pembohong ulung. Kata-katamu
yang manis tentu kusadari bahwa bukan hanya aku saja yang mendengarnya. Dan
menjadi tambahan alasan mengapa aku tak menganggap lebih semua kata indahmu.
Tapi taukah kau?
Aku tidak menuntut kau sempurna, karena kau tak kan bisa.
Begini saja cukup kan? Kalau aku bosan, sejatinya aku cukup tahu bagaimana
mengatasinya. Benar, lewat buku dan tulisan. Bukankah dari sana aku pertama
mengenalmu?
Aku tidak menuntutmu menjadi pelawak. Tentu lebih karena kamu
memang bukan ahli dalam bidang itu. Apa adanya saja tak apa kan? Toh masih
banyak cara melahirkan tawa, Tuhan tentu tak menutup pintu kebahagiaan untuk
umatmu ini J
Pun aku tidak menuntutmu menjadi menarik. Nanti kalo kamu
keren, jadi diambil orang lagi, xixixi.
Untuk terus bersamamu, aku tak ingin
membesarkan kebosanan. Dalam hal ini, biarlah aku yang menganggapnya itu
tantangan. Agar bisa kau tak bosan denganku.
Dengan kebohonganmu, aku bisa tertawa, tersipu, tersenyum
tanpa jelas. Apakah itu sebuah kesalahan? Biarlah itu menjadi kesalahan manis
yang pernah aku lakukan. Dan bila suatu saat kau berkata jujur, semoga tidak
terlambat bagimu menemui kepercayaanku.
Terlepas
itu semua dilan… aku menginginkanmu. Just the way you are (titik dua bintang)
Yogyakarta, 2 November 2014
Yogyakarta, 2 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar